Ranking SEO. Apa itu ranking SEO? Koq semua praktisi SEO – atau mungkin tepatnya hampir semua praktisi SEO – seolah tak kenal lelah terus mengejar-ngejarnya. Mereka yang bukan praktisi SEO banyak juga yang ikut mengejar-ngejar ranking SEO dengan membayar konsultan SEO untuk memandu atau perusahaan penyedia jasa SEO untuk mengerjakannya.
Memang seringkali dalam hidup kita berhadapan dengan hal seperti itu. Semakin nampak jelas di depan mata itu barang, makin susah saat diminta untuk menjelaskanya.
Secara ringkas dapat dijelaskan bawa ranking SEO adalah posisi urutan sebuah website, atau lebih tepatnya halaman web, di dalam daftar hasil pencarian search engine, untuk keyword alias kata kunci yang relevan dengan konten yang terkandung di dalamnya.
Kalau para pakar SEO umumnya sudah tahu persis apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan ranking SEO yang tinggi, meskipun kenyataanya banyak yang gagal juga, para newbie yang baru terjun ke dalam dunia digital marketing dan mulai memahami pentingnya ranking SEO biasanya melanjutkan dengan pertanyaan berikutnya. “Bagaimana cara mendapat ranking SEO?”
Kita jawab singkat dulu, belakangan kita bahas lebih jauh ya. Faktor utama yang diperlukan untuk mendapatkan ranking SEO adalah (1) konten yang relevan dengan keyword dan memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan (2) link dari website lain yang oleh search engine dianggap sebagai referensi, dukungan suara, voting, yang mengkonfirmasi bahwa website atau halaman web kita merupakan sumber informasi berkualitas dan karenanya layak diberikan ranking tinggi oleh search engine.
Sederhana saja kan?
Lain Search Engine Lain Pula Rankingnya
Di dunia ini ada beberapa search engine lain selain Google. Bing merupakan salah satu diantaranya. Ada juga search engine yang khusus melayani pengguna website dengan bahasa tertentu seperti Yandex untuk Bahasa Rusia dan Weibo untuk Bahasa China. Masing-masing search engine ini berdiri sendiri. Mereka tidak bekerjasama. Alih-alih bekerjasama mereka justru bersaing ketat. Sistemnya bekerja dengan menggunakan algoritma yang dikembangkan masing-masing perusahaan.
Karena itu ranking sebuah website atau halaman web di masing-masing search engine kemungkinan besar akan berbeda pula. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Kenapa website saya dapat ranking ketiga di Bing tapi di Google nggak masuk halaman pertama?” Kalau kita memahami perbedaan ini, pertanyaan seperti tadi itu tidak mungkin terlontar.
Kalau ternyata sama apakah itu hanya sekedar kebetulan belaka? Mungkin tidak bisa serta-merta bisa disimpulkan begitu. Pada intinya semua search engine punya fungsi yang sama, menyediakan hasil pencarian berkualitas bagi para penggunanya. Kualitas hasil pencarian itu berhubungan langsung dengan kualitas halaman web yang ditampilkannya pada halaman hasil pencarian. Kalau search engine memasukkan halaman-halaman web berkualitas rendah pada hasil pencariannya, maka rendah pula kualitas layanan search engine itu.
Siapa yang menentukan kualitas halaman web sehingga dianggap layak masuk ke dalam daftar hasil pencarian dengan ranking tinggi? Yang menentukan memang search engine. Tapi parameter-parameter yang mereka gunakan bukan muncul begitu saja dari mau-maunya mereka sendiri. Search engine secara terus-menerus melakukan riset untuk memahami apa yang diinginkan pengguna. Termasuk halaman web seperti apa yang menurut pengguna berkualitas sehingga layak disuguhkan kepada mereka.
Karena dasarnya sama, pengguna, wajar kalau riset semua search engine hasilnya nggak beda-beda amat. Setelah diimplementasikan ke dalam sistem, produk yang dihasilkan sistem itu juga hasilnya nggak beda-beda amat.
Ranking SEO yang Tinggi Merupakan Sumber Traffic Berkualitas
Lalu kenapa semua orang mengejar-ngejar ranking SEO? Apa untungnya kalau website kita, atau halaman web pada website kita, muncul di dalam hasil pencarian search engine dengan ranking yang tinggi?
Jawabannya ada pada diri anda sendiri. Coba kita telusuri. Saat anda memerlukan suatu barang dan anda berfikir kalau informasi mengenai barang itu ada di jagat maya, anda menggunakan search engine, katakanlah Google. Anda mengetikkan keyword yang menurut anda mewakili barang yang anda perlukan itu. Lalu Google memberikan sebuah daftar yang memuat halaman-halaman web yang berisi informasi yang menurut Google sesuai dengan apa yang anda cari.
Dari mana Google tahu apa yang anda cari? Dari keyword yang anda ketikkan.
Lalu apa yang anda lakukan?
Menelusuri daftar itu. Memperhatikan judul dan deskripsinya. Yang judul dan deskripsinya anda anggap paling relevan dengan apa yang anda perlukan, anda click, dan anda berpindah, keluar dari Google dan masuk ke halaman web itu. Kalau website itu menjual barang yang anda perlukan dengan harga yang anda nilai cocok dan informasi yang ada di halaman web itu meyakinkan, kemungkinan besar anda akan membelinya disitu kan?
Kedatangan anda lewat Google ke website tersebut tadi disebut “traffic”. Saat anda melakukan transaksi pembelian, status anda berubah dari pengunjung website menjadi pembeli, dalam terminologi digital marketing perubahan itu disebut “konversi”.
Kira-kira kalau anda tidak melihat halaman web itu pada daftar hasil pencarian apakah anda akan menemukan website itu dan membeli barang yang anda perlukan disitu? Pastinya tidak. Anda akan masuk ke website lain yang ada di dalam daftar hasil pencarian dengan ranking yang tinggi yang juga menyediakan informasi mengenai barang yang sama dan mungkin melakukan transaksi pembelian di website itu.
Harus diingat, anda bukan satu-satunya. Entah berapa banyak orang berada dalam posisi yang sama. Memerlukan sesuatu, melalukan pencarian menggunakan search engine, menemukan halaman web yang relevan dari daftar hasil pencarian, masuk ke halaman web itu, menemukan yang anda cari, lalu membelinya disitu.
Menurut data ini, Google memproses 40.000 permintaan pencarian setiap detik. Hitung sendiri berapa banyak per menit, per jam, per hari, per minggu, per bulan, per tahun.
Atau mau dihitungkan?
- 40.000 per detik
- 2.400.000 per menit
- 144.000.000 per jam
- 3.456.000.000 per hari
- 24.192.000.000 per minggu
- 103.680.000.000 per bulan
- 1.261.440.000.000 per tahun
Semakin tinggi ranking website kita, semakin besar kemungkinan orang meng-click halaman web kita. Artinya ranking SEO yang tinggi membawa limpahan traffic berkualitas dari search engine menuju website kita. Itulah yang membuat para praktisi digital marketing jungkir balik berusaha mendapatkan ranking SEO yang tinggi.
Sejumlah riset yang dilakukan institusi yang berbeda-beda memberikan hasil yang relatif konsisten. Hubungan antara ranking SEO yang tinggi dan aliran traffic dari search engine menuju website terkonsentrasi pada tiga yang teratas pada daftar hasil pencarian. Orang-orang SEO sering menyebutnya “top 3”.
Sedikit melebar keluar dari top 3, setidaknya masih berada di halaman pertama pun hasilnya sudah sangat oke. Praktisi SEO sering menyebutnya “pejwan”, pelesetan dari “page one” alias halaman pertama. Yang penting jangan sampai di luar halaman pertama. Karena meng-click tombol menuju halaman berikut dari daftar hasil pencarian itu terhalang hambatan psikologis yang sangat besar. Jarang orang yang mau. Kebanyakan praktisi SEO akan mengatakan “Kalau sudah halaman 2 sih ya gak beda-beda amat dari halaman 10 atau 100 sekalipun!”
Apa yang Membuat Ranking SEO Tinggi?
Kalau sudah tahu apa manfaatnya memiliki ranking yang tinggi pada daftar hasil pencarian, pastinya anda juga tertarik untuk ikut bersama para praktisi SEO lain mengejar-ngejar ranking kan?
SEO alias Search Engine Optimization merupakan cara untuk secara terus-menerus “mempengaruhi” search engine dalam menetapkan ranking. Bagaimana cara mempengaruhinya? Dengan membuat website atau halaman web kita dinilai oleh search engine lebih baik, lebih berkualitas, lebih layak mendapat ranking tinggi dibandingkan dengan website-website lain yang juga mengejar ranking tinggi untuk keyword yang sama.
Search engine melakukan penilaian itu secara sistematis dengan menggunakan algoritma yang sangat kompleks agar hasilnya benar-benar akurat. Ada banyak faktor yang dianalisa dalam prose itu. Faktor-faktor yang dianalisa search engine untuk menentukan ranking ini biasa disebut “ranking factors”. Sayangnya search engine tidak secara terbuka mempublikasikan ranking factors ini.
Para praktisi dan pakar SEO mengidentifikasi ranking factor melalui riset yang terus menerus mereka lakukan.
Secara sederhana bisa direka skenario seperti ini. Sejumlah pakar SEO memiliki dugaan yang sama kalau website memiliki keyword pada judul halaman, rankingnya lebih tinggi. Lalu mereka melakukan riset. Sejumlah halaman web dalam berbagai kondisi dibagi dua, sebagian dipasangi keyword pada judulnya sementara sebagian lain tidak. Ternyata hasilnya memang konsisten bahwa halaman-halaman web yang judulnya mengandung keyword mendapat ranking yang lebih tinggi dari yang tidak.
Dari situ mereka menyimpulkan bahwa keyword pada judul merupakan salah satu ranking factors.
Beberapa yang diyakini secara umum oleh hampir semua pakar SEO sebagai ranking factors diantaranya:
- Jumlah backlink, link dari website lain ke website kita atau halaman web di dalam website kita.
- Link antar halaman di dalam website.
- Sitemap, dokumen yang memetakan hubungan antar halaman di dalam website.
- Keberadaan keyword pada elemen-elemen konten tertentu seperti judul, deskripsi, dan paragraf.
- Relevansi konten berdasarkan analisa bahasa, keterkaitan antar kata yang ada di dalam konten. Misalnya saja kalau halaman kita dioptimasi untuk keyword “hotel” maka konten harus mengandung kata-kata lain yang relevan dengan perhotelan.
- Struktur URL, alamat yang merujuk pada halaman web.
- trust assigned to the page
- Kecepatan. Halaman web yang membuat orang harus menunggu lama sampai seluruhnya muncul di halaman browser akan sulit mendapat ranking tinggi.
- Waktu yang dihabiskan pengunjung di dalam website. Kalau pengunjung masuk ke dalam website lalu berlama-lama berada di dalamnya, itu merupakan indikasi kalau kontennya menarik, berkualitas. Disebut juga “Time On Site”.
- “Bounce rate”. Prosentase pengunjung yang begitu masuk langsung keluar lagi. Banyaknya pengunjug yang begitu masuk langsung keluar lagi dianggap sebagai indikasi rendahnya kualitas konten.
- CTR pada daftar hasil pencarian search engine. Kalau halaman web kita diberikan ranking tinggi tapi meskipun rankingnya tinggi jarang yang meng-click, search engine akan menganggap bahwa penentuan ranking itu kurang tepat. Diturunin lagi deh. CTR ini adalah singkatan dari Click Through Rate.
- Dan masih banyak lagi ranking factors yang lainnya.
Ranking Sebagai Salah Satu Indikator Kesuksesan
Kesimpulan akhirnya adalah bahwa di satu sisi ranking SEO merupakan indikator keberhasilan. Kalau rankingnya tinggi berarti SEO-nya sukses. Kalau rankingnya rendah berarti SEO-nya gagal. Di sisi lain ranking SEO merupakan penentu keberhasilan. Rankingnya tinggi, traffic melimpah, konversi banyak, untung besar. Ranking rendah, traffic seret, nggak ada yang terkonversi, boncos besar.
Karena itu ranking SEO merupakan sesuatu yang harus terus-menerus dimonitor dan dijaga. Kalau masih bisa ya ditingkatkan. Tapi kalau sudah ranking 1 ya dijaga. Kalau nggak ranking bisa saja turun. Salah satunya adalah karena website-website lain juga tidak tinggal diam. Mereka terus-menerus berusaha untuk meningkatkan rankingnya, merebut ranking yang sudah dengan nyaman anda duduki.
Selain memantau website kita sendiri, kita juga harus selalu memantau perkembangan dunia per-SEO-an dengan seksama. Search engine juga terus menerus meningkatkan kemampuannya memberikan hasil pencarian yang terbaik bagi para penggunanya. Penyempurnaan pada algoritma ini sering kali menyebabkan pergeseran ranking. Kalau kita lengah, bisa saja search engine melakukan update algoritma yang tidak kita ketahui dan gagal kita antisipasi sehingga ranking ambrol. Bisa ditebak lah apa lanjutannya kan.